Kandungan Nutrisi Ikan, Cumi, Udang, dan Kepiting

Kandungan Nutrisi Ikan, Cumi, Udang, dan Kepiting

Ikan, cumi, udang, kepiting adalah menu populer warung tenda seafood. Ditambah beragam bumbu dan saus jadi favorit banyak orang. Bagaimana dengan kandungan zat gizinya?

Jenis ikan laut yang umum ditawarkan di warung tenda seafood antara lain baronang, bawal, dan kakap. Ikan gurame yang merupakan ikan tawar juga sering dimasukkan dalam menu. Selain ikan, pengunjung juga dapat mencicip cumi, udang, dan kepiting.

Seluruh hidangan seafood ini dikenal tinggi protein sehingga baik untuk kesehatan. Namun tidak banyak orang tahu nilai pasti protein yang terkandung dalam seafood, begitu juga dengan kandungan energi dan lemaknya.

Untuk menjawab hal tersebut, detikFood (09/10) merangkum nilai gizi tiap jenis seafood per 100 gram berdasarkan informasi Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2009.

1. Baronang mengandung 78 kkal, 14.5 gr protein, dan 0.6 gr lemak.
2. Bawal mengandung 91 kkal, 19 gr protein, dan 1.7 gr lemak.
3. Kakap mengandung 92 kkal, 20 gr protein, dan 0.7 gr lemak.
4. Gurame asam manis mengandung 192 kkal, 12.7 gr protein, dan 10.1 gr lemak.
5. Cumi mengandung 75 kkal, 16.1 gr protein, dan 0.7 gr lemak. Jika digoreng, maka nilai gizinya menjadi 265 kkal, 40.6 gr protein, dan 10.1 gr lemak.
6. Udang segar mengandung 91 kkal, 21 gr protein, dan 0.2 gr lemak.
7. Kepiting mengandung 151 kkal, 13.8 gr protein, dan 3.8 gr lemak.

Secara umum, Wahyu Kurnia Yusrin Putra S.KM., M.K.M selaku praktisi gizi dan kesehatan masyarakat Universitas Indonesia menyoroti cumi dan kepiting yang tinggi kolesterol. “Konsumsinya harus dibatasi,” ujar Wahyu.

Sementara ikan dan seafood lainnya kaya mineral terutama zinc dan kromium. “Ikan laut dalam juga tinggi asam lemak esensial yang baik untuk kesehatan otak,” jelas Wahyu ketika dihubungi detikFood (09/10).

Dalam hal pengolahan, seafood yang digoreng atau dibakar juga perlu dicermati. Wahyu menambahkan, “Jika dibakar usahakan area gosongnya jangan terlalu banyak karena disinyalir jadi salah satu pemicu kanker. Sementara jika digoreng harus memperhatikan kualitas minyaknya dan akan lebih baik jika ditiriskan oleh si penjual agar kualitas minyaknya menurun.”

Reaksi alergi seperti gatal-gatal atau bengkak di bagian tubuh tertentu juga kerap dialami beberapa orang setelah mengonsumsi seafood di warung tenda. “Reaksi alergi itu muncul karena kandungan protein tertentu dalam ikan atau hidangan laut lainnya dianggap antigen asing oleh tubuh. Secara alamiah, tubuh akan memproduksi histamin yang berakibat pada reaksi alergi tersebut,” terang Wahyu.

Praktisi gizi ini juga menyoroti kesegaran seafood yang kurang terjaga sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan setelah mengonsumsinya. “Sering kali ada mikroba pencemar yang memproduksi substansi kimia yang berefek buruk bagi tubuh,” tandasnya.




Sumber : http://food.detik.com

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

Bandar Semarang adalah blog yang menyajikan informasi informasi seafood, kelezatan seafood, dan Informasi gizi di balik makanan seafood

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar